Akhi, jangan lupa kalau entar malem Qiyaumul Lail SMS/Misscall ana ya.?!
Insy' Allah nanti malam ana bangunin ukhti, Semoga kita tetap istiqomah ya.?!
Insy' Allah nanti malam ana bangunin ukhti, Semoga kita tetap istiqomah ya.?!
Dalam Mihrab Syahwat
“Ukhti, kapan ada rencana nikah? Tunggu ana
ya…”
Kalau Anda pernah mendengar istilah “Akhwat
Genit”, maka penggalan kalimat di atas adalah merupakan ciri bahasa keseharian
“Ikhwan Prikitiew”. Dalam dunia aktivis dakwah, terminologi ‘Ikhwan Prikitiew’
adalah sebutan bagi seorang pria aktivis Islam yang dalam tampilan
kesehariannya masih mencampur-adukkan warna dakwah dengan ‘bumbu’ kejahiliyahan
dia semasa belum mendapat ‘gelar’ aktivis. Terlebih, bahasa yang digunakannya
seringkali menjurus ke arah yang membuat kita sepakat untuk batuk berdeham.
Misalnya, menanyakan rencana kapan nikah, tipe
suami ideal bagi si wanita (akhwat), sampai pernyataan ‘sejujur-jujurnya’ sang
Ikhwan Prikitiew tentang perasaannya kepada si akhwat. Biasanya ditambahi
penyedap “Ana uhibbukum fillah, ukhti” dalam closing statement-nya (padahal
sebenarnya cara dia untuk ngeles kali aja si akhwat marah dia ‘tembak’
begituan, hehehe…).
Ikhwan Prikitiew seringkali juga mengirim
SMS-SMS yang benernya gak penting-penting amat untuk disampaikan ke akhwat.
Contohnya, “Jangan lupa sholat malam, ukh. Ingat ana dalam munajat anti ya,
…[smile]”. Sementara dia sendiri mendengkur sepanjang alarm jamnya berdering.
Kadangkala, ikhwan ‘karbitan’ jenis begini
memancing-mancing iman sang akhwat dengan memberikan pesan-pesan taujih ala
kadarnya, semisal “Jalan dakwah yang panjang nan berliku ini memerlukan nyali
para Dai yang tiada kenal lelah menapaki rambu-rambu kebenaran. Teruntuk
saudariku yang menerima SMS ini, semoga Allah Swt memberikan keistiqomahan
dalam hati, dan mempertemukan kita dalam naungan Jannah-Nya”. Ciieeee…. kayak
ngerasa yang punya Surga kalee, udah yakin bisa pesen satu petak tanah
kavlingan di sana.
Wahai para penumpang gelap dalam dakwah ini,
ketahuilah Surga hanya dapat dibeli dengan keseriusan mengelola jiwa dan
kemurnian niat dalam amalnya! Bukan lewat mimpi siang bolong mengenai bidadari
langit yang rela turun ke selangkangan kalian (baca: syahwat dunia)!!!
Saya mengatakan jenis ikhwan seperti ini
adalah ‘karbitan’ karena mereka tiba-tiba saja muncul dalam arena perjuangan
dakwah, berjibaku dengan kesibukan dan kelelahannya, namun kesemuanya itu
dibangun BUKAN atas dasar pemahaman Islam yang benar dan niat yang tulus
mencari ridha-Nya. Tetapi tujuan-tujuan sesaat yang seringkali mengurangi keberkahan
dakwah yang sedang dibangun oleh para aktivis lain yang jujur dalam
keimanannya.
Saudariku, dakwah adalah cinta, dan cinta akan
menuntut kesemuanya darimu. Jangan engkau mundur dari dakwah karena tidak mampu
menyelesaikan hambatan dan persoalan yang menghadang langkahmu. Teruslah
melaju, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu… (Kutipan dari taujih bijak
seorang Syaikh Tarbiyah).